Jumat, 28 Januari 2011

luka


1.      Pengertian
a.       Luka atau Vulnus adalah :
1)      Cedera yang merusak kulit, biasanya disebabkan memperoleh suatu tindakan yang tidak disengaja atau kecelakaan atau penyakit (Kozier, 1991)
2)      Terganggunya integritas normal dari kulit dan jaringan di bawahnya. Trauma dapat terjadi secara tiba-tiba atau disengaja luka yang dapat tertutup atau terbuka, bersih atau terkontaminasi, superficial atau dalam (Joyce M. Black, 1993).
3)      Cedera atau trauma pada jaringan yang dapat terjadi karena       bermacam-macam sebab seperti tekanan pada tubuh, kekerasan, suhu yang ekstrim atau zat kimia. Luka mungkin terbuka atau tertutup yang terjadi disengaja atau tidak disengaja (Walff, 1997).
b.      Sedangkan Vulnus Punctum(luka Tusuk) adalah luka yang disebabkan oleh benda runcing memanjang, dari luar luka tampak kecil tapi didalam mungkin rusak berat. Derajat bahaya tergantung atas benda yang menusuk (besar dan kotornya) dan daerah yang tertusuk.



2.      Anatomi Fisiologi Kulit
Kulit merupakan lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar menutupi dan melindungi permukaan tubuh, berhubungan dengan selaput lendir yang melapisi rongga-rongga, lubang-lubang masuk pada permukaan kulit bermuara       kelenjar-kelenjar keringat dan kelenjar mukosa.
a.       Lapisan kulit terdiri atas :
1)      Epidermis
Epidermis terdiri dari beberapa lapisan sel :
-          Stratum Korneum
-          Stratum Lusidum
-          Stratum Granulosum
-          Stratum Spinosum / Stratum Akantosum
-          Stratum Basal / Germinativum.
2)      Dermis
Dermis merupakan lapisan kedua dari kulit, batas dengan epidermis dilapisi oleh membran basalis dan disebelah bawah berbatasan dengan subkutis tapi batas ini tidak jelas hanya kita ambil sebagai patokan ialah mulainya terdapat sel lemak.
Dermis terdiri dari 2 lapisan :
-          Bagian atas, pars papilaris (Stratum Papilar)
-          Bagian bawah, retikularis (Stratum Retikularis).


3)      Subkutis
Subkutis terdiri dari kumpulan – kumpulan sel lemak dan diantara gerombolan ini berjalan serabut – serabut jaringan ikat dermis sel – sel lemak ini bentuknya bulat dengan intinya terdesak ke pinggir, sehingga membentuk seperti cincin.
b.      Pembuluh darah dan syaraf
1)      Pembuluh darah
Pembuluh darah kulit terdiri dari 2 anyaman pembuluh darah nadi, yaitu :
-          Anyaman pembuluh nadi kulit atas atau keluar
Anyaman ini terdapat antara arteriole pada tiap – tiap papilari.
-          Anyaman pembuluh darah nadi kulit bawah atau dalam
Anyaman ini terdapat antara korium dan Subkutis, ini memberikan cabang – cabang pembuluh nadi ke alat – alat tambahan yang terdapat di korium.
2)      Susunan syaraf kulit
Kulit juga seperti organ lain terdapat cabang – cabang syaraf spinal dan permukaan yang terdiri dari syaraf – syaraf motorik dan syaraf sensorik.
Ujung syaraf motorik berguna untuk menggerakkan sel – sel otot yang terdapat pada kulit, sedangkan syaraf sensorik berguna untuk menerima rangsangan yang terdapat dari luar atau kulit.


c.       Pelengkap kulit
1)      Rambut
2)      Kuku
3)      Kelenjar Kulit
d.      Fungsi Utama Kulit
1)      Fungsi Proteksi
Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis atau mekanis, misal : tekanan, gesekan, tarikan, gangguan kimiawi (zat – zat kimia) terutama yang bersifat iritan.
Hal ini dimungkinkan karena adanya bantalan lemak, tebalnya lapisan kulit dan serabut – serabut jaringan penunjang yang berperan sebagai pelindung terhadap gangguan fisis. Melanosit turut berperan dalam melindungi kulit terhadap pajanan sinar matahari. Proteksi rangsangan kimia dapat terjadi karena sifat stratum korneum yang impermeabel terhadap berbagai zat kimia dan air.
2)      Fungsi Absorbsi
Permeabilitas kulit terhadap oksigen, karbondioksida dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi.
Kemampuan absorbsi kulit dipengaruhi oleh tebal atau tipisnya kulit, hidrasi, dan kelembaban.



3)      Fungsi Ekskresi
Kelenjar – kelenjar kulit mengeluarkan zat – zat yang tidak berguna lagi atau sisa metabolisme dalam tubuh berupa Nacl, Urea, asam urat dan amonia.
4)      Fungsi Persepsi
Kulit mengandung ujung – ujung syaraf sensorik di dermis dan     Subkutis. Terhadap rangsangan panas diperankan oleh badan – badan Raffini di Dermis dan Subkutis. Terhadap dingin diperankan oleh      badan – badan Kranse yang terletak di dermis. Badan taktil Meisner terletak di papila dermis, berperan terhadap rabaan. Demikian pula badan Merkel Ranvier yang terletak di epidermis. Sedangkan terhadap tekanan diperankan oleh badan Vater pacani di epidermis. Syaraf – syaraf sensorik tersebut lebih banyak jumlahnya di daerah erotik.
5)      Fungsi Pengaturan Suhu Tubuh
Cara pelepasan panas dari kulit :
-          Penguapan dengan banyaknya darah mengalir melalui kapiler kulit
-          Pancaran panas dari udara sekitarnya
-          Panas dialirkan ke benda yang disentuh seperti pakaian
-          Pengaliran udara panas
6)      Fungsi Pembentukan Pigmen
Sel pembentuk pigmen (melanosit) terletak di lapisan basal dan sel ini berasal dari rigi syaraf. Warna kulit tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh pigmen kulit, tetapi juga oleh tebal tipisnya kulit, reduksi Hb, oksi – Hb dan Karoten.
7)      Fungsi Keratinisasi
Lapisan epidermis dewasa mempunyai tiga jenis sel utama, yaitu keratinosit, sel langerhans dan melanosit. Keratinosit dimulai dari sel basal, mengadakan pembelahan, sel basal yang lain akan berpindah ke atas dan berubah bentuknya menjadi sel spinosum.
Proses ini berlangsung normal selama kira – kira 14 sampai 21 hari dan memberi perlindungan kulit terhadap infeksi secara                 mekanis – fisiologik.
8)      Fungsi Pembentukan Vitamin D
Dimungkinkan dengan mengubah 7 dihidroksi – kolesterol dengan pertolongan sinar matahari. Tetapi kebutuhan tubuh akan vitamin D tidak cukup hanya dari hal tersebut sehingga pemberian vitamin D sistemik masih tetap diperlukan.
Pada manusia kulit dapat pula mengekspresikan emosi karena adanya pembuluh darah, kelenjar keringat, dan otot – otot di bawah kulit.

3.      Etiologi
Luka dapat disebabkan oleh berbagai hal yaitu :
a.       Trauma Mekanis yang disebabkan karena tergesek, terpotong, terpukul, tertusuk, terbentur, dan terjepit
b.      Trauma Elektris, dengan penyebab cedera karena listrik, dan petir
c.       Trauma Termis, disebabkan oleh panas dan dingin
d.      Trauma Kimia, disebabkan oleh zat kimia yang bersifat asam dan basa, serta zat iritatif dan korosif lainnya.

4.      Tanda – Tanda Luka
Dibagi atas dua yaitu :
a.       Tanda – Tanda Umum
Syok terjadi akibat kegagalan sirkulasi perifer, dengan tanda – tanda sebagai berikut :
1)      Tekanan darah turun hingga tak teratur
2)      Nadi kecil hingga tak teraba
3)      Keringat dingin dan lemah
4)      Kesadaran menurun hingga tak sadar.
b.      Tanda – Tanda Lokal
1)      Rasa nyeri
2)      Perdarahan.

5.      Tipe Luka
Luka tubuh dapat disengaja dan tidak disengaja. Trauma disengaja terjadi selama terapi misalnya : Operasi, vena punksi, radiasi. Luka tidak disengaja dapat terjadi karena kecelakaan jika jaringan yang trauma dapat disertai dengan kekerasan kulit disebut “ luka tertutup “ dan “ luka terbuka “ pada saat kulit atas membran mukosa rusak.


Luka dapat dibedakan berdasarkan tipe dan tingkat kontaminasi (Garna 1986, hal. 73).
a.       Luka Bersih
Yaitu luka yang tidak terinfeksi, tidak terinflamasi dan tidak meliputi luka di saluran pernafasan, pencernaan, genetalia dan urinaria. Luka bersih adalah luka bersih tertutup atau jika tidak dialiri oleh drainage tertutup.
b.      Luka Bersih Terkontaminasi
Luka pembedahan yang berhubungan dengan saluran nafas, cerna, genetalia dan urinaria, seperti luka yang tidak memperlihatkan tanda infeksi.
c.       Luka Terkontaminasi
Meliputi luka terbuka, baru, luka kecelakaan, luka pembedahan yang tidak memperhatikan teknik steril atau terkontaminasi dengan isi saluran cerna. Luka terkontaminasi memperlihatkan tanda – tanda infeksi.
d.      Luka Infeksi / Kotor
Meliputi luka lama / baru yang mengandung jaringan mati dan luka dengan klinik infeksi, seperti cairan purulen.

6.      Penatalaksanaan
faktor yang mempengaruhi penanganan luka :
a.       Lama luka
Golden period (masa emas) merupakan saat kita menganggap suatu luka dapat ditangani dengan sempurna. Jadi luka masih dapat dijahit secara primer. Golden period suatu luka ± 6 jam. Masa ini tidak berlaku untuk luka kotor dan jelas terkontaminasi. Pada daerah dengan vaskularisasi sangat baik, misalnya kepala dan wajah golden periodnya ± 8 jam. Bila luka masih berada dalam golden period, maka dapat diperoleh Clean Surgical Wound (luka bedah yang bersih).
b.      Bentuk Anatomi Luka
Luka – luka sederhana cukup dibersihkan dan diberi obat. Sedangkan luka – luka dengan bentuk tak teratur harus di debridement kemudian dilakukan tindakan selanjutnya.

7.      Penyembuhan Luka
a.       Penyembuhan Primer
Luka yang bersih sembuh dengan cara ini misal : luka operasi, luka kecil yang bersih. Penyembuhannya tanpa komplikasi. Penyembuhan dengan cara ini berjalan cepat dan hasilnya secara kosmetik baik.
Fase – fase penyembuhan luka :
1)     Fase perlekatan luka terjadi karena adanya fibrinogen dan limfosit dan terjadi dalam waktu 24 jam pertama.
2)     Fase aseptik peradangan terjadi kalor, dolor, rubor, tumor dan functiolaesa, pembuluh darah melebar dan leukosit serum melebar sehingga terjadi oedema. Terjadi setelah 24 jam.
3)     Fase pembersihan (Initial Phase), karena edema, leukosit banyak keluar untuk memfagositosis / membersihkan jaringan yang telah mati.
4)     Fase proliferasi pada hari ketiga. Fibroblas dan kapiler menutup luka bersama jaringan kolagen dan makrofag. Semua ini membentuk jaringan granulasi. Terjadi penutupan luka kemudian terjadi epitelisasi. Pada hari ketujuh penyembuhan luka bagus.
b.      Penyembuhan Sekunder
Penyembuhan pada luka terbuka adalah melalui jaringan granulasi dan sel epitel yang bermigrasi. Luka – luka yang lebar dan terinfeksi, luka yang tidak dijahit, luka bakar, sembuh dengan cara ini. Setelah luka sembuh akan timbul jaringan parut.
c.       Penyembuhan Tersier
Disebut pula “ Dilayed Primary Closure “. Terjadi pada luka yang dibiarkan terbuka karena adanya kontaminasi kemudian setelah tidak ada tanda – tanda infeksi dan granulasi telah baik, baru dilakukan jahitan sekunder yang dilakukan setelah hari keempat.

8.      Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka
a.       Faktor Internal
1)      Vaskularisasi
2)      Anemia
3)      Usia
4)      Penyakit
5)      Nutrisi termasuk vitamin A, B, C dan K
6)      Kegemukan
7)      Obat – obatan
8)      Merokok
9)      Stress.
b.      Faktor Eksternal
1)      Menginap saat pre operatif
2)      Persiapan pre operatif
-          Infeksi bakteri diatasi sebelum pembedahan
-          Menginap di RS pada masa pre operatif yang sesingkat mungkin
-          Klien malnutrisi harus mendapat nutrisi enteral / parenteral, jika pembedahan tidak urgent
-          Klien yang akan operasi elective mandi dengan sabun anti mikroba, sore hari sebelum operasi
-          Rambut sekitar daerah operasi dicukur
-          Element Intra Operatif :
   Ventilasi ruangan operasi, kebersihan dan kelestarian instrumen     bedah.

9.      Vitamin Dan Penyembuhan Luka
a.       Vitamin A
Yaitu untuk epitelisasi, penutupan luka, dan sintesa kolagen.
b.      Vitamin B Komplek
1)      Berperan aktif sebagai ko – faktor pada sistem enzim
2)      Mengatur metabolisme protein, karbohidrat dan lemak
c.       Vitamin C
1)      Diperlukan untuk fungsi fibroblast
2)      Mencegah infeksi
3)      Membentuk kapiler – kapiler darah.
d.      Vitamin K
1)      Sintesa protrombin dan zat permukaan darah II, VII, IX, X (Pallack, 1982).
e.       Kulit sebagai indera peraba
Kulit mempunyai banyak ujung – ujung syaraf peraba yang menerima rangsangan dari luar diteruskan ke pusat di otak.
f.       Kemampuan melindungi kulit
1)      Menghindari hilangnya cairan dan jaringan dan menghindari masuknya air ke dalam kelenjar
2)      Menghalangi cedera pada struktur di bawahnya
3)      Mencegah bahaya dehidrasi yang lebih parah kalau epidermis mengalami kerusakan.

10.  Komplikasi Penyembuhan Luka
a.       Hemorrhagic (syok hypovolemik)
b.      Infeksi
c.       Dehiscence (ruptur) dan evisceration (tonjolan organ dalam).

DAFTAR PUSTAKA
Bates,  Barbara.  ( 1998 ).  Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan. EGC. Jakarta
 Joyce, M. Blac and Matarsson Jacobs Ester. ( 1993 ). Medical Surgical Nursing. Ed. 4. W.B. Sounders Company.
Mansjoer, Arif  M, dkk. ( 2000 ). Kapita Selekta Kedokteran Hal : 428. Edisi 3. Jilid 1. Media Aesculapius FKUI. Jakarta.
 Tucker, Susun Martin. ( 1998 ). Standar Keperawatan Pasien. EGC. Jakarta.
R. Sjamsu Hidajat,  Wim De Jong. (1997) Buku Ajar Umum Bedah Edisi Revisi.       EGC Jakarta.
 Sumiardi,  Bob Bachsinar (1995). Bedah Minor. Hipokrates Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar