Kamis, 31 Maret 2011

sakit magh atau gastritis

Penanganan sakit maag terbagi menjadi dua yaitu, tanpa obat dan menggunakan obat. Pertama-tama, lakukan penanganan tanpa obat bila sakit maag yang dirasakan tergolong baru dan ringan, antara lain:
1. Hindari perut kosong
2. Atur jadual makan dengan pola porsi kecil dan frekuensi lebih sering
3. Makanan lunak/mudah dicerna 
4. Hindari makanan/mnuman yang mengandung alkohol, gas karbondioksida (soft drink), kopi, coklat 
5. Selesaikan maslah dengan cepat untuk menghindari stres.
Penanganan dengan obat baru dilakukan jika penanganan tanpa obat tidak berhasil. Pilihan utama untuk sakit maag adalah antasida. Antasida bekerja dengan menetralkan asam lambung yang berlebih, sehingga melindungi selaput lendir lambung dari kerusakan.
Anda dapat membeli antasida di warung, toko obat sampai apotek karena termasuk obat bebas. Antasida yang beredar di pasaran biasanya terdiri dari campuran garam alumunium, garam magnesium dan simetikon.
Garam alumunium dan magnesium akan mengikat asam lambung sehingga mengurangi keasamn pada lambung, sedangkan Simetikon berguna untuk membantu pengeluaran gas yang berlebihan di dalam saluran cerna.
Namun perlu diingat bahwa tablet antasida dikunyah dahulu sampai lembut baru ditelan karena sudah dapat dicerna oleh enzim dalam air liur kita. Dosis lazimnya 1-2 tablet dengan maksimum 4 kali sehari. Untuk antasida cair dapat langsung diminum dengan dosis 1-2 sendok teh maksimal 4 kali sehari.
Antasida paling baik diminum pada saat perut kosong (menjelang tidur, 2 jam setelah atau sebelum makan). Sedapat mungkin hindari penggunaan antasida bersamaan dengan obat lain karena dapat mengganggu absorpsi obat lain tersebut.
Anda harus ingat bahwa penggunaan antasida tidak dianjurkan lebih dari 2 minggu karena penggunaan antasida jangka panjang justru dapat meningkatkan produksi asam lambung.
Tetap Butuh Pertolongan Medis
Tidak selamanya sakit maag bisa diobati sendiri di rumah. Konsultasi ke dokter diperlukan dalam pemakaian antasida jika: sedang diet rendah garam seperti pada hipertensi, hamil dan menyusui, anak di bawah 6 tahun, lanjut usia, atau setelah satu minggu diobati dengan antasida gejala maag tidak berkurang.
Selain itu juga perlu membedakan sakit perut karena ternyata tidak semua sakit perut itu sakit maag. Waspadalah jika muncul gejala nyeri ulu hati. Nyeri ulu hati ini juga banyak macamnya antara lain:
  • Nyeri ulu hati disertai diare,
  • Nyeri ulu hati disertai sesak napas, demam, keringat dingin,
  • Nyeri ulu hati tidak membaik atau semakin sakit dengan pemberian makan,
  • Nyeri ulu hati disertai muntah darah,
  • Nyeri ulu hati disertai mual dan muntah lebih dari 3 kali sehari.
Jika terjadi gejala seperti di atas, sebaiknya segera ke dokter .
Nyaman Berpuasa Bagi Penderita Sakit Maag
Bulan Ramadhan sudah di depan mata. Bulan suci bagi umat Islam ini mengharusnya penganutnya berpuasa sebulan penuh. Bagaimana dengan penderita sakit maag, bolehkah mereka berpuasa?
Bulan Ramadhan adalah bulan dimana para penganut agama Islam menjalankan ibadah puasa selama sebulan penuh, sehingga orang lebih sering menyebutnya sebagai bulan puasa. Puasa yang dimaksud adalah menahan makan dan minum sejak menjelang matahari terbit sampai matahari terbenam yang kurang lebih berlangsung sekitar 14 jam.
Selama bulan puasa, terjadi perubahan pola makan dan minum. Pada hari biasanya, orang biasa makan 3 kali sehari yaitu makan pagi, siang dan malam. Namun, pada bulan puasa, hanya makan pagi (berupa sahur) dan makan malam (buka puasa), sedang siang harinya tidak ada makanan atau minuman yang masuk.
Pada saat berpuasa, terutama setelah 6-8 jam, perut yang kosong akan terjadi peningkatan asam lambung yang dapat menyebabkan gejala sakit maag. Pada orang yang sehat keadaan ini dapat diatasi dengan pilihan makan yang tepat saat berbuka dan sahur serta kegiatan yang tidak menyebabkan terjadinya peningkatan udara di dalam lambung serta peningkatan asam lambung.
Tapi bagaimana pada orang yang memiliki gangguan sakit maag. Bolehkah mereka berpuasa? Penderita sakit maag juga manusia biasa yang ingin menjalankan ibadah, tapi ingat juga bahwa ada keringanan untuk yang sakit.
Kenali sakit maag Anda
Sakit maag yang sering dirasakan secara medis dikelompokan pada penyakit yang disebut sindrom dispepsia. Menurut definisi, dispepsia adalah rasa tidak nyaman atau rasa sakit di daerah ulu hati disertai rasa mual, kembung, cepat kenyang dan kurang nafsu makan.
Dispepsia secara besar dibagi menjadi dua yaitu dispepsia fungsional dan dispepsia organik. Dispepsia fungsional adalah apabila pada pemeriksaan lebih lanjut dengan endoskopi (teropong saluran pencernaan atas) tidak didapatkan kelainan secara anatomi.
Dispepsia organik adalah kondisi dimana pada pemeriksaan lebih lanjut dengan endoskopi diperoleh kelainan secara anatomi misalnya luka dalam pada lambung dan usus 12 jari; polip pada kerongkongan, lambung atau usus 12 jari; serta kanker pada organ pencernaan tersebut.
Dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD, KGEH, seorang praktisi kesehatan di RSCM sering mendapat pertanyaan dari pasien yang mempunyai masalah dengan lambungnya dan ingin berpuasa di bulan suci Ramadhan. ?Apakah orang sakit maag boleh berpuasa?? atau ?Apakah puasa akan memperberat sakit maagnya?
Dalam survei yang dilakukan beliau di Jakarta pada tahun 2001, dari 93 sampel diperoleh hampir 50% penderita yang disurvei mengalami dispepsia sedang dan berat. Hasil penelitian berbeda di RSCM pada 100 pasien dengan keluhan dispepsia ternyata sebanyak 20% yang mengalami kelainan organik.
Pada penderita dengan gangguan dispepsia terutama jika dispepsia sudah berlangsung kronis dan sudah berbagai macam obat diberikan tetapi dengan hasil belum memuaskan perlu dipertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan teropong (endoskopi) saluran pencernaan bagian atas.
Puasa boleh saja tapi ada syaratnya
Pada umumnya penderita sakit maag dapat berpuasa terutama jika sakit maagnya hanya gangguan fungsional. Obat anti asam lambung seperti penghambat reseptor H2 antara lain ranitidin, famotidin, nizatidin dapat diberikan pada saat sahur dan berbuka untuk mengontrol asam lambung selama berpuasa sehingga keluhan yang timbul saat berpuasa terutama saat perut sudah kosong (6-8 jam setelah makan terakhir) dapat dikurangi.
Untuk penderita dengan kelainan organik khusunya pada penderita tukak lambung atau usus 12 jari akut dan keadaan tukaknya cenderung menyebabkan terjadinya pendarahan atau kanker lambung yang juga selalu berdarah, tidak dapat melaksanakan puasa.
Penelitian di RSCM menginvestigasi dispepsia yang terjadi atau bertambah berat saat pasien melaksanakan puasa. Hasilnya menunjukkan bahwa hampir 80% pasien yang diendoskopi mengalami kelainan organik pada sakit maag umumnya kelainan organiknya hanya ditemukan pada 20% kasus.
Penelitian tersebut membuktikan bahwa pada pasien yang sudah mempunyai sakit maag yang kronis perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut terlebih dahulu sebelum melaksanakan ibadah puasa. Apabila ditemukan bisa diobati terlebih dahulu atau melaksanakan puasa dengan tetap minum obat sehingga akibat yang tidak diharapkan terjadi tidak sampai terjadi.
Pada orang yang memang terdapat kelainan organik, puasa akan memperberat kondisi sakit lambungnya jika tidak terobati dengan tepat. Tetapi jika sakit lambungnya terobati mereka yang mempunyai sakit lambung tadi dapat melakukan ibadah puasa seperti orang normal pada umumnya.
Tip Makan Untuk Penderita Sakit Maag 
Berbagai makanan dan minuman yang harus diperhatikan oleh penderita sakit maag selama bulan puasa, antara lain:
  • Hindari makanan dan minuman yang banyak mengandung gas dan terlalu banyak serat, antara lain sayuran (kol, sawi), buah-buahan (nangka, pisang ambon), makanan berserat tertentu (kedondong, buah yang dikeringkan), minuman yang emngandung gas (minuman bersoda).
  • Hindari makanan yang merangsang pengeluaran asam lambung seperti kopi, minuman beralkohol 5-20%, anggur putih, sari buah sitrus, susu.
  • Hindari makanan yang sulit dicerna yang dapat memperlambat pengosongan lambung. Hal ini menyebabkan peningkatan peregangan di lambung yang akhirnya dapat meningkatkan asam lambung seperti makanan berlemak, kue tart, cokelat, keju.
  • Hindari makanan yang secara langsung merusak dinding lambung yaitu makan yang mengandung cuka dan pedas, merica, dan bumbu yang merangsang.
  • Makanan yang melemahkan klep kerongkongan bawah sehingga menyebabkan cairan lambung dapat naik ke kerongkongan antara lain alkohol, coklat, makanan tinggi lemak, gorengan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar