Jumat, 28 Januari 2011

malaria


  1. PENGERTIAN
 Malaria adalah penyakit infeksi yang dapat bersifat acut maupun kronik, disebabkan oleh protozoa genus Plasmodium ditandai dengan demam, anemia, dan splenomegali.

  1. ETIOLOGI
Protozoa genus Plasmodium merupakan penyebab dari malaria, yang terdiri dari empat spesies yaitu :
a.       Plasmodium Falciparum penyebab malaria tropika.
b.       Plamodium Ovale penyebab malaria ovale.
c.       Plamodium Vivax peyebab malaria tertiana.
d.      Plasmodium malariae penyebab malaria quartana.
Malaria juga melibatkan hospes perantara, yaitu mmmanusia maupun vertebra lainnya, dan hospes definitif yaitu nyamuk anopheles.

  1. PATHOGENESIS
Daur hidup spesies malaria  terdiri dari fase seksual eksogen (Sporogoni) dalam badan nyamuk Anopheles dan fase aseksual (skizogoni) dalam badan hospes vertebra termasuk manusia.
a.       Fase Aseksual dalam tubuh manusia
 Terbagi atas Fase Jaringan dan Fase Eritrosit. Pada Fase jaringan, sporozoit masuuk dalam aliran darah ke sel hati dan berkembang biak membentuk skizon hati yang mengandung ribuan merozoit. Preoses ini disebut Skizigoni  Praeritrosit. Selanjutnya Skizon pecah dan merozoit keluar masuk dalm aliran darah , disebut Sporulasi. Pada P. Ovale dan P. Vivax, sebagian sporozoit membentuk Hipnozoit dalam hati sehingga dapat mengakibatkan relaps jangka panjang dan rekurens.
Fase eritrosit dimulai dari merozoit dalam darah menyerang eritrosit membentuk tropozoit . dalam eritrosit proses berlanjut menjadi tropozoit – skizon pecah – merozoit masuk dalam eritrosit baru. Setelah dua sampai tiga generasi merozoit dibentuk, sebagian merozoit berubah menjadi bentuk seksual (makro gamet dan mikrogamet).
b.      Fase Seksual dalam Tubuh Nyamuk
   Parasit aseksual masuk dalam lambung nyamuk, mikro dam makrogametosit mengalami pematangan dan terjadilah pembuahan dan pembentukan Zigot. Zigot menembus dinding nyamuk – membentuk ookista – ookista pecah – maka ribuan sporozoit dilepaskan dan mencapai kelenjar liur nyamuk. Cara infeksi dapat melalui gigitan nyamuk dan induksi bila stadium aseksual dalam eritrosit masuk dalam tubuh manusia melalui tranfusi, suntikan atau pada janin melalui plasenta ibu (kongenital).

  1. TANDA DAN GEJALA
Pada anamnesa adanya riwayat bepergian ke daerah yang endemis malaria. Tanda dan gejala yang dapat ditemukan adalah :
a.      Demam
Demam yang terjadi berbeda pada tiap jenis malaria, hal ini berkaitan dengan pecahnya skizon matang (sporulasi). Pada  malaria tropika   (P. palsifarum) pematangan skizon tiap 24 jam, maka prioditas demamnya setiap hari kedua, malaria tertiana (P. vivak & P. ovale) pematangan skizon tiap 48 jam maka demam terjadi tiap hari ketiga, sedangkan pada malaria kuartana (P. Malariae) pematangannya tiap 72 jam sehingga demam terjadi tiap hari keempat.
Demam terdiri atas tiga stadium :
1). Stadium Frigeris / Menggigil, (15 menit – 1 jam) dengan tanda dan gejala :
a). Klien merasa dingin
b). Nadi Lemah
c). Bibir dan jari – jari sianosis
d). Kulit kering dan pucat
e). Muntah
f). Pada anak – anak sering terjadi kejang
2). Stadium Acme / Puncak Demam (2 – 6 jam) :
a). Klien merasa kepanasan
b). Muka merah
c). Kulit kering dan terasa panas seperti terbakar
d). Mual muntah disertai anoreksia
e). Nadi menjadi kuat
f). Penderita merasa haus, suhu tubuh meningkat dapat mencapai  410C
3). Stadium Sudoris berkeringat (2 – 4 jam) :
a). Klien berkeringat banyak
b). Suhu tubuh menurun dengan cepat, kadang dibawah normal.    
b.      splenomegali
merupakan gejala khas malaria kronis. Limfa mengalami kongesti, menghitam, dan menjadi keras karena timbunan pigmen eritrosit parasit dan jaringan ikat bertambah.
c.       anemia
Dapat terjadi karena :
1)      Penghancuran eritrosit yang berlebihan.
2)      Eritrosit normal tidak dapat hidup lama ( Reduced Survival Time ).
3)      Gangguan pembentukan eritrosit karena depresi eritropoesis.
d.      Ikterus
Ikterus disebabkan karena hemolisis dan gangguan hepar
e.   gejala  klinis  tidak   khas berupa ; nyeri  kepala,  nyeri otot, mual, muntah nafsu makan menurun dan cepat lelah.
   Pada klien yang menderita malaria dapat terjadi relaps yang merupakan timbulnya gejala infeksi etelah serangan  pertama. Relaps dapat bersifat :
a.       Relaps dapat jangka pendek (rekrudesensi), dapat timbul  delapan minggu setelah serangan pertama hilang karena parasit dalam eritrosit yang berkembang biak.
b.       Relaps dapat jangka panjang (rekurens), dapat muncul 24 minggu atau lebi setelah serangan pertama hilang karena parasit eksoeritrosit hati masuk ke darah dan berkembang biak.

  1. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan darah tepi, pembuatan preparat darah tebal dan tipis dilakukan untuk melihat keberadaan parasit dan jenisnya dalam darah tepi. Pengambilan darah sebaiknya dilakukan pada saat demem terjadi.

  1. PENATALAKSANAAN
Obat antimalaria terdiri dari lima jenis :
a.       Skizontisid jaringan primer (: Proguamil, Pirimetamin) berfungssi membasmi parasit praeritrosit.
b.      Skizontisid jaringan sekunder (Primaquin) membasmi parasit eksoeritrosit.
c.       Skizontisid darah  (: Kina, Kloroquin dan Amodiaquin) membasmi parasit fase eritrosit.
d.      Gametosid yang menghancurkan bentuk seksual (: Primaquin, Kina, Kloroquin dan Amodiakuin).
e.       Sporontosid ( : Primaquin dan Proguanil ) mencegah gametosit dalam darah untuk membentuk ookista dan sporozoit dalam nyamuk Anopheles.
f.       Sering terjadi resisten pada P. Falciparum terhadap kloroquin maka dapat diberikan obat antimalaria lain, yaitu :
1)      Kombinasi sulfadoksin dan pirimetamin dalam dosis tunggal sebanyak 2 – 3 tablet.
2)      Kina selama tujuh hari.
3)      Antibiotik tetrasiklis dan minoksiklin selama tujuh hari
4)      Kombinasi – kombinasi lain seperti kina dan tetrasiklin.
g.      untuk pengobatan lain dilakukan secara umum  (mengatasi hipertermi, syok hipovolemia, anemia, gangguan fungsi ginjal, dan lain – lain) dilakukan sesui indikasi pengobatan yang ada.

  1. KOMPLIKASI
a.       Otak : timbul delirium, disorientasi, stupor, koma, kejang, dan tanda neurologis fokal.
b.      Saluran gastrointestinal : muntah, diare hebat, perdarahan dan malabsorbsi.
c.       Ginjal : nekrosis tubular akut, hemoglobinuria, dan gagal ginjal akut.
d.      Hati : Billous Remitten Fever ditandai dengan muntah hijau empedu karena komplikasi hepar.
e.       Paru : Edema Paru.
f.       Lain – lain : Hipoglikemia, demam kencing hitam  (black water fever).
                                                     
  1. PROGNOSIS
Malaria vivaks prognosis biasanya baik, tidak menyebabkan kematian. Jika tidak mendapat pengobatan, serangan pertama dapat berlangsung selama dua bulan atau lebih. Malaria malariae jika tidak diobati maka infeksi dapat berlangsung sangat lama. Malaria ovale dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan. Malaria falciparum dapat menimbulkan komplikasi yang menyebabkan kematian.



DAFTAR PUSTAKA. 
Brunner & Suddarth. (2002).Buku ajar keperawatan medikal bedah. Ed. VIII Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
 Carpenito, L.J. (2000). Diagnosa keperawatan aplikasi pada praktik klinis.     Ed. VI. Jakarta : EGC.
 Doengoes, Marylin E, et. al. (2000). Penerapan proses keperawatan dan diagnosa keperawatan. Jakarta. EGC.
 Doengoes, Moorhouse & Geissler. (1999). Rencana asuhan keperawatan Ed.  III. Jakarta. EGC.
 Ramali & Pamoentjak. (1999). Kamus kedokteran Ed. revisi Penerbit : Buku Kedokteran. EGC.

link :
http://raddien.blogspot.com/2010/05/lebih-jauh-tentang-malaria-sebaiknya.html 
http://www.klikdokter.com/article/detail/440 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar